Riya dalam Ucapan (Ketika Dajjal Masih Kalah Menakutkan-3)

2. Penampakan riya dalam ucapan
🌑 Adapun riyanya ahlu din adalah dengan memberikan nasihat,mauidzoh,menghapal dan menukilkan begitu banyak hadits dan atsar dengan niatan agar dikatakan sebagai orang yang luas ilmunya,ingin dikenal sebagai ahli mauidzoh,ingin dianggab sebagai ulama,kibar asatidz dan punya posisi dihati manusia,tidak ada niatan sama sekali untuk menjaga syariat dan menyebarkannya dan terkadang bercampur antara niatan yang baik tersebut dengan riya,hal ini dapat diketahui dengan dia merasa senang bila yang hadir dalam majlisnya banyak orang dan merasa males,tidak semangat kalau yang hadir sedikit sekali,dia senang kalau banyak orang yang memuji dirinya dan akan marah kalau ada yang menegur kesalahannya dan terkadang sebaliknya dia menampakkan dirinya menerima nasihat,menyatakan rujuknya dan taubatnya dengan tujuan agar manusia bersimpati padanya padahal didalam lubuk hatinya yang paling dalam dia tidak merasa bersalah,dia merasa benar dan tidak ada rasa penyesalan dalam hatinya.

❗️Oleh karena itulah Rosulullah Sholallahu alaihi wa sallam mentahdzir umatnya dari perangai yang demikian.
من حديث كعْب بن مالك، عن النبيِّ - صلَّى الله عليه وسلَّم - قال: ((مَن طلَب العلم ليماريَ به السفهاء، أو يُجاريَ به العلماء، أو يصرفَ به وجوه الناس إليه، أدْخلَه الله النار))أخرَجه الترمذيُّ في سننه، في باب ما جاء فيمَن يطلب بعِلْمه الدنيا، برقم (2578)، وأخرجه ابن ماجه في باب الانتفاع بالعِلم والعمل به، برقم (249) (حسن)؛ انظر حديث رقم (6383) في صحيح الجامع.
Dari hadits Ka'ab bin Malik dari Nabi Sholallahu alaihi wa sallam beliau berkata :
"Barang siapa yang menuntut ilmu dengan tujuan mendebat orang-orang bodoh,bertindak lancang terhadap ulama atau memalingkan wajah-wajah manusia kepadanya maka Allah akan memasukkannya kedalam neraka."
نعوذ بالله من الضلال و الخذلان
🌑 Termasuk riya dalam ucapan  adalah memperindah bacaan Al Qur'an agar dipuji oleh manusia
fulan ahli qiroah... fulan indah bacaannya...
قال مالك بن دينار: "القُرَّاء ثلاثة: قرَّاء الرحمن، وقرَّاء الدنيا، وقرَّاء الملوك، وإنَّ محمد بن واسِع مِن قرَّاء الرحمن"

Berkata Malik bin Dinar :
Pembaca AL Qur'an itu ada tiga karakter
1.Para pembaca Al Qur'an (untuk mendapatkan ridho) Ar Rohman.
2. Para pembaca Al Qur'an (untuk mendapatkan) dunia.
3. Para pembaca Al Qur'an (untuk mendapat upah dan posisi) dari raja-raja.
Dan sesunggunya Muhammad bin Waasi' termasuk pembaca Al Qur'an (untuk mendapatkan ridho) Ar Rohman.📖
🌑 Termasuk riya dalam ucapan adalah menggerakkan bibir seraya berdzikir dihadapan manusia agar dikenal sebagai ahli dzikir.
قال محمد بن المبارك الصُّوري: "أظْهِر السَّمْت بالليل، فإنه أشْرف مِن سمتك بالنهار؛ لأنَّ السمت بالنهار للمخلوقين، وسَمْت الليل لربِّ العالمين"

Berkata Muhammad ibnul Mubarok Ash Shury :
"Tampakkanlah keindahan perangai di malam hari karena hal itu lebih mulia daripada menampakkannya di siang hari
karena menampakkannya di siang hari untuk makhluk dan menampakkannya di malam hari karena Robbul 'alamin."
💡💡💡Catatan penting :
Makna ucapan beliau adalah bahwa orang yang beramal dimalam hari lebih mulia karena lebih dekat dengan keikhlasan dan kecilnya kemungkinan untuk riya, sedangkan orang yang beramal disiang hari kemungkinan untuk riya lebih besar karena saat itu banyak manusia yang melihat amalannya bahkan terkadang seseorang mengawali amalannya dengan keikhlasan tatkala manusia melihatnya maka tiba-tiba bisikan dan dorongan untuk riya muncul, ada yang terbawa dengan dorongan tersebut ada juga yang berhasil menepisnya namun yang terbawa jauh lebih banyak daripada yang mampu menolaknya.Hal ini merupakan ujian dan fitnah bagi mereka yang beramal disiang hari.
Sehingga bukanlah maksud ucapan beliau larangan beramal disiang hari,atau jeleknya orang yang beramal disiang hari.
Ucapan beliau terfokus pada pembahasan mana yang lebih afdhol terkait dengan waktu beramal. 🖋
Wallahu Ta'la a'lam bishowab
🌑 Adapun riyanya ahlu dunia dalam ucapan adalah dengan menggunakan istilah-istilah yang asing agar dipandang sebagai seorang intelektual,berpendidikan tinggi.
menghapal banyak syair,berbicara dengan fasih ketika tampil dihadapan manusia untuk mendapatkan pujian dan menjadi orang terpandang ditengah-tengah manusia. Dan hal ini telah dilarang oleh Rosulullah Sholallahu alaihi wa sallam:
من حديث أبي ثَعلبة الخُشني: ((إنَّ أحبَّكم إليَّ وأقربَكم مني في الآخِرة محاسنَكم أخلاقًا، وإنَّ أبغضَكم إليَّ وأبعدَكم منِّي في الآخِرة مساويكم أخلاقًا، الثَّرْثارون المتفَيْهِقون المتشدِّقون))
رواه أحمد ١٧٢٧٨ انظر صحيح الترغيب رقم ٢٦٦٣ للشيخ الألباني بإسناد صحيح
‏( ﺍﻟﺜﺮﺛﺎﺭﻭﻥ ‏) ﺃﻱ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻳﻜﺜﺮﻭﻥ ﺍﻟﻜﻼﻡ ﺗﻜﻠﻔﺎ ﻭﺗﺸﺪﻗﺎ ، ﻭﺍﻟﺜﺮﺛﺮﺓ ﻛﺜﺮﺓ ﺍﻟﻜﻼﻡ ﻭﺗﺮﺩﻳﺪﻩ . ﻭ ‏( ﺍﻟﻤﺘﻔﻴﻬﻘﻮﻥ ‏) ﺃﻱ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻳﺘﻮﺳﻌﻮﻥ ﻓﻲ ﺍﻟﻜﻼﻡ ﻭﻳﻔﺘﺤﻮﻥ ﺑﻪ ﺃﻓﻮﺍﻫﻬﻢ ﻭﻳﺘﻔﺼﺤﻮﻥ ﻓﻴﻪ .
ﻭ ‏( ﺍﻟﻤﺘﺸﺪﻗﻮﻥ ‏) ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻳﺘﻜﻠﻤﻮﻥ ﺑﺄﺷﺪﺍﻗﻬﻢ ﻭﻳﺘﻘﻌﺮﻭﻥ ﻓﻲ ﻣﺨﺎﻃﺒﺘﻬﻢ .
ﺭﺍﺟﻊ : " ﻓﻴﺾ ﺍﻟﻘﺪﻳﺮ " ‏( 3: 620-619)
Dari Abu Tsa'labah AlKhusyani bahwa Rosulullah Sholallahu alaihi wa sallam bersabda :
"Sesungguhnya orang paling aku cintai dikalangan kalian dan paling dekat denganku di akhirat adalah orang yang bagus akhlaknya. Dan orang yang paling aku benci dan paling jauh dariku diakhirat adalah orang yang paling jelek akhlaknya yaitu tsartsarun,mutafaihiqun,mutasyaddiqun."HR Ahmad no 17278 dishohihkan oleh Asy Syaikh Al Albani dalam Shohih tarqhiib wat terhib no 2663
Yang dimaksud dengan Tsartsarun adalah terlalu banyak bicara tanpa faidah.
Mutafaihiqun adalah memperluas ucapan dan membuka mulutnya dengan ucapan yang fasih.
Mutasyadiqun adalah memperluas ucapan tanpa kehati-hatian dan mengkontrolnya. 🖋

Sumber telegram.me/uimusy
Pada 16.11.2015
17.11.2015
18.11.2015


Postingan terkait:

Tidak ada tanggapan

Posting Komentar

Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi