〰〰〰〰〰〰
Kajian Hadits: Syarh Arbain anNawawiyyah
Kajian Hadits: Syarh Arbain anNawawiyyah
HADITS KE-7 (Bag. ke 4 - Selesai)
عَنْ أَبِي رُقَيَّةَ تَمِيمٍ بْنِ أَوْسٍ الدَّارِيِّ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الدِّينُ النَّصِيحَةُ - ثَلاَثاً- قُلْنَا لِمَنْ قَالَ لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ (رواه مسلم)
Dari Abu Ruqoyyah Tamim bin Aus adDaari -semoga Allah meridhoinya- bahwasanya Nabi shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: Agama ini adalah an-Nashiihah -beliau mengucapkan tiga kali-. Kami (para Sahabat) berkata: Untuk siapa wahai Rasulullah? Rasul shollallaahu ‘alaihi wasallam menjawab: Untuk Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, Pemimpin kaum muslimin, dan seluruh kaum muslimin (H.R Muslim, Abu Dawud)
AnNashiihah kepada Semua Kaum Muslimin
Senang kebaikan terjadi kepada saudara sesama muslim sebagaimana kita senang hal itu terjadi pada diri kita. Berusaha untuk menyebar kemaslahatan bagi kaum muslimin dan menjauhkan mereka dari segala mudharat (bahaya). Menutupi aib sesama saudara muslim. Berdakwah, menyampaikan ilmu, beramar ma’ruf dan nahi munkar kepada mereka dengan ikhlas dan hikmah. Jika ada di antara mereka yang berbuat kesalahan dan tidak terang-terangan dalam berbuat kesalahan, maka dinasehati dengan cara yang baik dan secara sembunyi-sembunyi (tidak ditampakkan kepada orang lain).
Al-Imam asy-Syafi’i rahimahullah berkata:
مَنْ وَعَظَ أَخَاهُ سِرًّا فَقَدْ نَصَحَهُ وَزَانَهُ وَمَنْ وَعَظَهُ عَلاَنِيَةً فَقَدْ فَضَحَهُ وَخَانَهُ
Barangsiapa yang memberikan nasehat kepada saudaranya secara sembunyi-sembunyi maka sungguh ia telah bersikap anNashiihah kepadanya dan memperindahnya. Barangsiapa yang memberikan nasehat kepadanya secara terang-terangan, maka sungguh ia telah membongkar aibnya dan berkhianat kepadanya (Hilyatul Awliyaa’ (9/140))
Kisah Jarir -semoga Allah meridhoinya- dan Komitmennya untuk Bersikap anNashiihah kepada Semua Muslim
Jarir bin Abdillah -semoga Allah meridhoi keduanya- adalah salah seorang Sahabat Nabi shollallaahu ‘alaihi wasallam yang mulya. Suatu hari ia perintahkan kepada maulanya untuk membeli kuda seharga 300 dirham. Maka, maulanya tersebut kemudian mendapatkan penjual dan kudanya yang cocok dengan harga itu, didatangkan kepada Jarir -semoga Allah meridhoinya-. Sang penjual sebenarnya sudah setuju kudanya dijual dengan harga 300 dirham.
Ketika ditunjukkan pemilik kuda dan kudanya itu, kemudian Jarir memperhatikan bahwa sebenarnya kuda itu sangat bagus. Ia kemudian berkata: Wahai saudaraku, kudamu lebih tinggi harganya dari 300 dirham, apakah kau mau aku beli dengan harga 400 dirham? Penjualnya mengatakan: terserah engkau wahai Abu Abdillah (julukan Jarir). Jarir berpikir ulang dan menimbang, kemudian berkata lagi : kudamu lebih baik dari 400 dirham, bagaimana kalau aku beli dengan harga 500 dirham. Pemilik kuda berkata lagi : terserah engkau wahai Abu Abdillah. Demikian seterusnya, Jarir -semoga Allah meridhoinya- menambah seratus-seratus dirham, hingga mencapai 800 dirham.
Setelah selesai transaksi, orang yang keheranan dengan sikap Jarir tersebut menanyakan mengapa Jarir berbuat demikian. Akhirnya Jarir -semoga Allah meridhoinya- berkata : Sesungguhnya aku telah berbaiat kepada Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam untuk bersikap anNashiihah kepada setiap muslim (Syarh Shahih Muslim karya anNawawy juz 2 halaman 40, dinukil secara ringkas dari riwayat atThobarony).
Disalin dari Draft Buku "40 HADITS PEGANGAN HIDUP MUSLIM (Syarh Arbain anNawawiyah)". Penulis Al-Ustadz Abu Utsman Kharisman حفظه الله
〰〰〰〰〰〰〰
Salafy Kendari || http://bit.ly/salafy-kendari
Pada 29.12.2015
Salafy Kendari || http://bit.ly/salafy-kendari
Pada 29.12.2015