Makna Arrahman Arrahim (Memahami Makna Bacaan Shalat-11)

Upaya untuk Memahami Makna Bacaan dalam Sholat.

4⃣. MEMBACA ALFATIHAH

◀️ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ  

🔖 Kata الرَّحْمنِ dan الرَّحِيْمِ dalam bahasa Indonesia sering diartikan : Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

👉 Terjemahan ini tidaklah salah, karena memang dalam bahasa Arab keduanya memiliki makna : ذُوالرَّحْمَة (Yang Memiliki Sifat ‘rahmat’). Sifat ‘rahmat’ tersebut bisa diartikan kasih sayang sehingga penggunaan ‘Maha Pengasih’ sinonim dengan ‘Maha Penyayang’.

🔷 Namun, sebenarnya di dalam dua kata ini terkandung makna yang lebih khusus, mendalam, dan memiliki karakteristik masing-masing.

🔰 Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan bahwa : الرَّحْمنِ artinya adalah ‘Yang Memiliki rahmat yang luas’, sedangkan الرَّحِيْمِ adalah ‘Yang Mampu menjadikan rahmat / kasih sayangNya sampai/ menjangkau hambaNya.

🔆 Sebagian ulama menyatakan bahwa : الرَّحْمنِ artinya Allah memiliki rahmat yang berlaku umum untuk seluruh makhluk tanpa terkecuali.

🔅 sedangkan الرَّحِيْم artinya Allah memiliki rahmat yang diberikan khusus bagi orang yang beriman saja.

⚜ Namun, pendapat ini terbantahkan dengan surat AlHajj ayat 65 :

إِنَّ اللهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْم

📖 Sesungguhnya Allah terhadap manusia adalah sangat pengasih lagi penyayang (Q.S AlHajj : 65)

📐 Dalam ayat ini Allah menyebutkan NamaNya dalam bentuk : رَحِيْم untuk menyebutkan kasih sayangNya pada seluruh manusia secara umum, bukan hanya orang yang beriman saja.

📏 Sehingga penafsiran yang lebih tepat untuk dua Nama Allah tersebut adalah seperti yang dijelaskan oleh Syaikh al-Utsaimin di atas.

🎁 Allah memiliki sifat rahmat yang luas, yang meliputi segala sesuatu sebagaimana dalam firmanNya :

وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ

📖 Dan rahmatKu meliputi segala sesuatu” (Q.S Al-A’raaf : 156)

🔎 Allah Subhaanahu WaTa’ala adalah Yang Paling bersifat rahmat/ kasih sayang di antara segala sesuatu yang memiliki kasih sayang (rahmat). Jika seluruh kasih sayang makhluk dikumpulkan, sedikitpun tidak bisa mendekati besarnya kasih sayang (rahmat) Allah.

✒️ Sebagaimana disebutkan dalam firmanNya :

فَاللهُ خَيْرٌ حَافِظًا وَّهُوَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ

📖 Maka Allah adalah sebaik-baik penjaga dan Dia adalah Yang paling Penyayang di antara seluruh penyayang (Q.S Yusuf :64)

💐 Kasih sayang Allah kepada hambaNya sangat besar dan melebihi kasih sayang seorang ibu kepada anak yang sangat dicintainya.

🍃 Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits Al-Bukhari-Muslim ketika datang salah seorang wanita sedang mencari-cari anaknya di hadapan Rasul dan para Sahabatnya, setelah terus berupaya mencari akhirnya ia berhasil menemukan anaknya. Didekapnya anak tersebut dengan begitu erat dan penuh kasih sayang seakan-akan tidak akan dilepaskannya lagi selama-lamanya. Ketika menyaksikan hal itu Rasulullah Shollallaahu alaihi wasallam bersabda :

أَتُرَوْنَ هَذِهِ طَارِحَةً وَلَدَهَا فِي النَّارِ قُلْنَا لَا وَهِيَ تَقْدِرُ عَلَى أَنْ لَا تَطْرَحَهُ فَقَالَ لَلَّهُ أَرْحَمُ بِعِبَادِهِ مِنْ هَذِهِ بِوَلَدِهَا

🌾 Apakah kalian menyangka wanita itu (tega) melemparkan anaknya ke api ? Para Sahabat menjawab : Tidak akan, jika dia memiliki kemampuan untuk tidak melemparkannya. Rasul bersabda : Sungguh-sungguh Allah jauh lebih sayang kepada hamba-hambaNya dibandingkan kasih sayang wanita itu kepada anaknya. (H.R Al-Bukhari-Muslim).

Dengan kasih sayangNya pula Allah mengampuni orang-orang berdosa yang mohon ampunanNya dengan sebenar-benarnya taubat.

🌾 Sebagaimana disebutkan dalam ayatNya :

كَتَبَ رَبُّكُمْ عَلَى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ أَنَّهُ مَنْ عَمِلَ مِنْكُمْ سُوْءًا بِجَهَالَةٍ ثُمَّ تَابَ مِنْ بَعْدِهِ وَأَصْلَحَ فَأَنَّهُ غَفُوْرٌ رَّحِيم

📖 Dialah Allah Yang Mewajibkan bagi DiriNya Sendiri untuk bersikap rahmat. Barangsiapa di antara kalian yang beramal keburukan dengan kejahilan kemudian bertaubat setelahnya dan berbuat baik, maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Q.S Al-An’aam : 54)

🔎 AsySyaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan makna ayat ini : Tidaklah Allah menutup ayat dengan kalimat ini kecuali orang-orang yang bertaubat akan mendapatkan ampunan dan rahmat. Ini adalah termasuk rahmatNya yang Ia wajibkan untuk DiriNya sendiri.

🚩 Padahal sebenarnya sudah merupakan keadilan kalau seseorang berdosa diadzab sesuai dengan dosanya, dan dibalas sesuai dengan perbuatan baiknya.

📍 (Misalkan), kalau seandainya seseorang melakukan perbuatan dosa selama 50  hari, kemudian bertaubat dan berbuat baik 50 hari, sudah termasuk adil kalau seandainya Allah mengadzabnya untuk yang 50 hari dan memberinya pahala untuk yang 50 hari.

Tetapi Allah Azza Wa Jalla mewajibkan DiriNya sendiri untuk bersikap rahmat. (Maka dengan itu) seluruh dosa yang dilakukan selama 50 hari bisa dihilangkan hanya sesaat (dengan taubat).

🍂 Kemudian Allah Subhaanahu wata'ala tambah :

فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ (الفرقان :70)

📖 Maka mereka itu adalah orang-orang yang Allah ganti keburukan-keburukannya dengan kebaikan – kebaikan. (Q.S AlFurqon : 70).

📂 Seluruh keburukan-keburukan sebelumnya menjadi kebaikan-kebaikan, karena setiap kebaikan tersebut adalah taubat dan setiap taubat akan mendapatkan pahala (Ibid, juz 1 hal 252).
 
📒 Sungguh kita sangat mengharapkan rahmat Allah. Kita sangat butuh pada rahmatNya melampaui segala sesuatu. Kita tidak bisa mengandalkan amalan-amalan kita semata tanpa rahmat Allah untuk mencapai kenikmatan hakiki yang Allah sediakan bagi hamba-hambaNya yang beriman.

📐 Sebagaimana Rasulullah Shollallaahu alaihi wasallam bersabda :

فَإِنَّهُ لَنْ يُدْخِلَ اْلجَنَّةَ أَحَدًا عَمَلُهُ قَالُوا وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ وَلاَ أَنَا إِلاَّ أَنْ يَتَغَمَّدَنِيَ اللهُ مِنْهُ بِرَحْمَةٍ وَاعْلَمُوْا أَنَّ أَحَبَّ اْلعَمَلِ إِلَى اللهِ أَدْوَمُهُ وَإِنْ قَلَّ

📏 Sesungguhnya tidak ada amalan seseorangpun yang bisa memasukkan seseorang ke dalam surga. Para Sahabat bertanya : Apakah termasuk anda juga wahai Rasulullah? Rasul menjawab: Tidak juga saya, kecuali Allah telah melimpahkan rahmatNya padaku. Ketahuilah bahwasanya amalan yang paling dicintai Allah adalah yang paling istiqomah walaupun sedikit. (H.R AlBukhari-Muslim, lafadz hadits Muslim).

Demikian besarnya rahmat Allah sehingga kita tidak boleh putus asa dari rahmatNya. Allah adalah Yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih kepada hambaNya. Namun, jangan sampai kemudian kita terjerumus kepada sikap yang lain ketika memahami hal ini.

🌻 Jangan sampai kemudian kita menggampangkan untuk berbuat dosa dengan anggapan nanti kita bisa bertaubat dan diampuniNya.

🔥 Sikap semacam adalah merasa aman dari Makar (adzab) Allah, dan termasuk dosa besar.
Sebagaimana putus asa dari rahmat Allah adalah dosa besar.

💥 demikian pula merasa aman dari adzab Allah adalah juga dosa besar.
Hal ini sesuai dengan hadits :

عَنِ بْنِ مَسْعُوْدٍ أَكْبَرُ اْلكَبَائِرِ اْلإِشْرَاكُ بِاللهِ وَاْلأَمْنُ مِنْ مَكْرِ اللهِ وَاْلقُنُوْطُ مِنْ رَحْمَةِ اللهِ وَاْليَأْسُ مِنْ رَوْحِ اللهِ (رواه الطبرني و عبد الرزاق )

🔖 Dari Ibnu Mas’ud radhyiallaahu anhu: (termasuk) dosa yang paling besar adalah Syirik (mensekutukan) Allah, merasa aman dari makar (adzab) Allah, dan putus asa dari rahmat Allah. (H.R AtThobrony dan Abdurrozzaq dan sanad hadits ini shohih sebagaimana dijelaskan oleh AlHaitsaimi dalam Majma’uz Zawaaid).

🎁 Betapa indahnya susunan kalimat-kalimat dalam AlQuran yang Allah susun supaya manusia tidak putus asa dari rahmat Allah sekaligus tidak merasa aman dari adzab Allah.

🔶 Banyak susunan dalam AlQuran yang jika Allah menyebutkan bahwa Ia adalah Maha Pengampun lagi Maha Pengasih, selanjutnya Ia berikan ancaman bahwa adzabNya sangat pedih, demikian pula sebaliknya.

📖 Sebagaimana disebutkan dalam AlQuran :

نَبِّئْ عِبَادِيْ أَنِّي أَنَا اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْم ( 49) وَأَنَّ عَذَابِي هُوَ اْلعَذَابُ اْلأَلِيْم (50)

🌾 Khabarkan kepada hamba-hambaKu bahwa Aku adalah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan bahwasanya adzabKu sangat pedih. (Q.S Al-Hijr).

🕸 Demikian pula Allah memuji orang-orang yang menyembah dengan memadukan perasaan takut dari adzabNya dan berharap mendapatkan rahmat, pahala, ampunanNya :

إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُوْنَ فِي اْلخَيْرَاتِ وَيَدْعُوْنَنَا رَغَبًا وَّرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِيْنَ

📖 Sesungguhnya mereka dulunya senantiasa bersegera dalam kebaikan dan menyembah Kami dengan perasaan berharap dan takut dan mereka merasa tunduk (takut) kepada Kami. (Q.S Al-Anbiyaa: 21).

~~~~~~~~~~~~~~~~

📙 Dikutip dari Buku "Memahami Makna Bacaan Sholat"
(Sebuah Upaya Menikmati Indahnya Dialog Suci dengan Ilahi).

▶️ Al Ustadz Abu Utsman Kharisman Hafidzahullah.

=====================
✍ http://telegram.me/alistiqomah
Pada 02.12.2015 dan 03.12.2015


Postingan terkait:

Tidak ada tanggapan

Posting Komentar

Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi