Ada sebuah pepatah, ekor kambing takkan menutupi pantatnya.
Dalam keadaan riilnya, kambing justru takkan malu memamerkan pantatnya.
Demikianlah yang ingin kita gambarkan
tentang keadaan Sururiyun Halabiyun Rodjaiyun Ikhwaniyun. Berkedok dan
berkoar-koar dengan kemasan bungkus dakwah Salafiyah, berupaya menutup
rapat hakekat Sururi Ikhwaninya dari pandangan umat, namun dalam keadaan
yang lainnya justru mereka tak merasa risih apalagi malu untuk
mempertontonkan hakekat sebenarnya dari wajah dakwahnya yang Sururi
Ikhwani.
Dan sekaligus tulisan ini adalah salah
satu bukti bahwa dakwah Halabiyun Rodja pada hakekatnya adalah dakwah
Sururiyun Ikhwaniyun (walaupun mungkin tetap ada sekelompok orang kolot
yang pura-pura gagal paham) yang akan tetap berteriak sumbang bahwa
Sururiyun Ikhwaniyun itu adalah Salafi Wahabi juga demi untuk menipu
umat dengan melekatkan tuduhan yang sebenarnya “Salafi_Wahabi”pun
berlepas diri daripadanya.
Ingat bahwa dedengkot besar mereka, Ali
Hasan Al-Halabi (yang memuji Usamah bin Laden Teroris Takfiri gembong
Al-Qaidah) telah ditahdzir oleh Lajnah Daimah Saudi Arabia yang notabene
adalah “Wahabi_Salafi” sebagaimana yang mereka cibir selama ini.
Gambar 1. Lajnah Daimah tetap konsisten mentahdzir Al Halabi
Dan sekian banyak bantahan para ulama
Ahlussunnah “Salafi-Wahabi” terhadap kesesatan gembong Rodja ini yang
masih dalam bentuk bahasa arab.
Itu semua adalah sebagian bukti bahwa
mereka (Halabiyun Sururiyun Ikhwaniyun Turatsiyun) tidaklah sama dengan
Salafiyun Ahlussunnah! Dan kita, Salafiyun tidaklah sudi untuk disamakan
dengan mereka! Bahkan tulisan-tulisan bantahan yang membongkar
kejahatan dan kesesatan Ali Hasan Al Halabi beserta segenap pendukungnya
adalah bukti bahwa Ahlussunnah berlepas diri dari mereka.
Tetapi memang kaum kolot dan Syiah rafidhah (dengan berlagak gagal paham) tidaklah punya hujjah kecuali menipu.
Tatkala Ahlussunnah Salafiyun bangkit
membongkar dan menyingkap kesesatan dan penyimpangan Halabiyun
Ikhwaniyun Sururiyun Turatsiyun serta membongkar keterkaitan dakwah
Halabiyun Sururiyun dengan jaringan Teroris Takfiri Ikhwani Khawarij
maka merekapun menjadikan tulisan bantahan Ahlussunnah tersebut sebagai
“bukti” bahwa sesama Salafi Takfiri saling menghujat!! Padahal, kalau
saja mereka jujur, “rumah besar” mereka yakni Ikhwanul Muslimin yang
didirikan oleh Hasan Al Banna yang berbaiat di atas thariqat Sufi itu
tentunya secara “gen manhaj” lebih memiliki hubungan kekerabatan dengan
para penuduh yang berteriak-teriak menuding Wahabi tersebut.
Nukilan:
“Pembesar mereka berakidah Asy’ariyah
dan Hasan Al-Banna adalah seorang yang berakidah Asy’ari. Dalam kitabnya
“Al’Aqa’id” ia menetapkan 13 sifat bagi Allah yang terbagi menjadi :
sifat tujuh yang merupakan sifat ma’ani, sifat lima yang disebut dengan
sifat nafsiyah dan sifat wujud. Inilah rumusan aqidah Asma’ wash Shifat
Allah dari Asy’ari.
Dalam memahami sifat Dzatiyah Allah
seperti Tangan, Dua mata, Wajah, Kaki, Telapak kaki, Kedatangan dan
Tertawa, mazhab Asy’ari memiliki dua prinsip : kalau tidak mentakwil
pasti membiarkan maknanya (tafwidh). Mentakwil adalah memaknakan dengan
makna yang tidak menunjukkan lafazhnya, seperti “tangan” diartikan
dengan “memberi kenikmatan” atau sifat “marah” diartikan dengan
“pahala”. Adapun membiarkan sifat (tafwidh) adalah tidak mau memberi
makna. Misalnya tentang sifat “wajah” dikatakan, “Aku tidak menetapkan
sifat wajah”. Lantas, apa maksud firman Allah?
وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ
artinya : “Dan tetap kekal wajah Rabbmu.” (QS. Ar-Rahman : 27).
Sebenarnya mereka meniadakan sifat ini. Sisi pertama dengan mentakwil dan sisi kedua dengan diam tidak mentakwil, dengan meyakini tidak ada maknanya.
Hasan al-Banna termasuk golongan Asy’ari
dimana ia menetapkan sifat yang tujuh, sifat-sifat negatif yang lima
dan sifat nafsiyah. Setelah itu dia memilih jalan yang berbeda dari
jalan Asy’ari, yaitu jalan membiarkan (tafwidh), serta menggabungkan
prinsipnya dengan manhaj salaf.
Sebelumnya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
telah membantah prinsip tafwidh dengan mantap dan panjang lebar dalam
kitab ‘Majmu’Fatawa”.
Maka Hasan Al-Banna adalah seorang yang
berakidah Asy’ari yang sesat dan juga seorang sufi sebagaimana dia akui
sendiri dalam kitabnya “Mudzakirat Dai’yah”. Dia menghadiri wirid-wirid
dan dzikir-dzikir shufiyah, membai’at tarekat Al-Hashafiyah
Asy-Syadziliyah. Ia kagum pada kitab-kitab sufi dan ia sebutkan dalam
bukunya beberapa judul kitab-kitab sufi tersebut, antara lain
“Al-Mawahib Al-Laduniyah” (Pemberian-Pemberian Langsung dari Allah)
karya Al-Qisthilani. Orang-orang yang bergabung bersamanya mengikuti
prinsipnya. Ia membentuk Yayasan Al-Hashafiyah yang kemudian diketuai
oleh Ahmad Askari atau As-Sukri. Di dalam buku “Mudzakirat” di atas,
Hasan Al-Banna menyebutkan bahwa Yayasan Al-Hashafiyah yang dibentuknya
berubah bentuk yang baru yaitu menjadi Ikhwanul Muslimin.
Ketika membentuk jama’ah baru ia masih
dalam akidah sebelumnya. Setelah itu ia menulis dzikir-dzikir,
wirid-wirid dan lain sebagainya supaya Ikhwanul Muslimin punya dzikir
khusus sebagaimana tarekat-tarekat yang lain. Ia juga membuka kesempatan
bagi tarekat-tarekat sufi yang lain untuk bergabung dan membai’at
Ikhwanul Muslimin.
Di dalam kitab “Mudzakirat Dai’yah”
Hasan Al-Banna memuji kalangan shufiyah, pertemuan-petemuan mereka,
dzikir berjama’ah, maulud Nabi, sima’ (mendengar) nyanyian. Pada akhir
hayatnya ia sempat membagi-bagikan kitab-kitab sufi kepada
teman-temannya. Demikian juga dalam risalah-risalahnya ia membahas asma
wash shifat. Hasan Al-Banna telah menerangkan akidahnya dan menulis
untuk pengikut-pengikutnya.” –selesai penukilan–
Url sumber: http://salafy.or.id/blog/2003/11/14/membongkar-pikiran-hasan-al-banna-ikhwanul-muslimin-ii/
Baca pula artikel tentang taubat dan
rujuknya Al Imam Abul Hasan Al Asy’ari kepada akidah salaf sebagaimana
akidah yang diyakini oleh Al Imam Ahmad rahimahullah:
Maka pantaslah jika sekarang, setelah
dibongkarnya oleh para ulama Salafiyun berbagai pemikiran sesat para
dedengkot Ikhwanul Muslimin, upaya persatuan yang mereka lakukan dengan
gerakan takfiri ekstrem Syiah Rafidhah, gerakan pengkafiran terhadap
kaum muslimin yang mereka sebarkan dan dipelopori oleh dedengkotnya,
Sayyid Quthub, maka pihak Asya’irah Sufiyah pun dengan berbagai cara
berupaya keras menampik keterkaitan Sufi Asy’ari dengan paham Takfiri
Khawarijnya Ikhwanul Muslimin yang menjadi cikal bakal gerakan terorisme
modern (ISIS, Al Qaeda dsb) yang disebarluaskan oleh para gembong
harakah Ikhwanul Muslimin yang notabene didirikan oleh seorang Sufi
Asy’ari, Hasan al Banna dan sebaliknya menggiring opini menyesatkan
dengan menjadikan Salafi sebagai kambing hitamnya seperti yang dilakukan
oleh Ibnu Burdah
seorang dosen UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta hanya dengan dasar asumsi
yang sangat rapuh lagi absurb bahwa pentolan-pentolan ISIS memang
mengidolakan tokoh-tokoh Salafi kendati para tokoh itu mengecam ISIS dan
al Qaeda dengan menyembunyikan hujatan dan ancaman mereka terhadap para
ulama Ahlussunnah itu sendiri dan bahkan telah melontarkan ancaman
untuk menyerang “wahabi” Saudi Arabia dan target utama lainnya adalah
memenggal leher ulama Salafi Ahlussunnah.
Gambar 2. Mengaitpaksakan Ikhwanul Muslimin (ISIS) dengan dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah.
Gambar 3. Takfiri ISIS meneriakkan ancaman bunuh terhadap ulama SalafyUrl bukti: http://tukpencarialhaq.com/2014/08/20/ulama-salafy-menjadi-target-utama-pembunuhan-oleh-isis-akan-kita-penggal-leher-shaleh-al-fauzan/
Sekarang lihatlah tatkala membangga-banggakan sayap militer HAMAS yang notabene adalah “anak” dari Ikhwanul Muslimin yang Shufi.
Gambar 4. Ikhwanul Muslimin, Hamas dan thariqat Shufi
Bukankah lebih layak bagi mereka untuk
berbangga dengan Ikhwanul Muslimin yang didirikan oleh Hasan Al Banna
yang telah berbaiat kepada tarekat Al-Hashafiyah Asy-Syadziliyah?!
Subhanallah, lihatlah tipu daya dan
kelicikan para penuduh dalam upayanya mengelabui umat dan berupaya keras
menyembunyikan hubungan kekerabatan manhaj-aqidahnya dengan firqah
Ikhwanul Muslimin Sururiyin –yang merupakan cikal bakal penyebar
pemikiran teror dan takfir di era modern- dan memilih melemparkan
kejahatan saudara mereka sendiri, para Sururi Ikhwani (yang menyamar
sebagai Salafi) sebagai kejahatan Salafiyin.
Maka itu adalah bukti lain bahwa
sebenarnya mereka tidak ridha tatkala saudara semanhajnya (Ikhwanul
Muslimin Sururiyin) disingkap dan ditelanjangi kesesatan dan
keterkaitannya dengan jaringan teroris khawarij.
Dan tatkala Salafiyin bangkit menyingkap
dan membongkar kesesatan Sururiyin Ikhwaniyin serta hubungan mereka
dengan jaringan teroris khawarij Ikhwani (yang notabene juga menginduk
kepada kelompok besar mereka sekaligus saudara semanhajnya, Ikhwanul
Muslimin) maka merekapun melemparkan tuduhan berikutnya bahwa “sesama
salafi takfiri” saling menghujat!! Allahul musta’an.
Ini adalah tipuan dan pengelabuan yang
nyata, Hasan al Banna adalah seorang Shufi-Asy’ari, sayap militer
Hamaspun terinspirasi seorang Shufi dan Ikhwanul Muslimin juga didirikan
di atas aqidah Shufinya. Ikhwanul Muslimin pula yang menyebarkan virus
pengkafiran sementara Sururiyin adalah Ikhwani yang menyamar sebagai
Salafi untuk menikam dari dalam dakwah salafiyah dan salafiyin.
Gambar 5. Ikhwani Qaradhawi bersatupadu bersama Ahlulbid’ah lainnya.
Maka bagaimana mungkin dedengkot Sufi
Ali Al-Jufri hendak berdusta dengan mengelabui umat seolah-olah Sufi
Asy’ary bersih dari keterkaitan dengan manhajnya Ikhwanul Muslimin
(induk semang ISIS) yang didirikan oleh Sufi Hasan Al Banna dan berbalik
menuding Salafiyah dan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah
sebagai kambing hitamnya?!
Sungguh ini adalah permainan bentuk permainan tipu daya dan khianat kepada umat. Allahul musta’an.
06.02.2016