Beda Salafy dengan Sururi, Data dan Fakta

BEDA SALAFY DENGAN SURURI, DATA & FAKTA
Ada sebuah pepatah, ekor kambing takkan menutupi pantatnya.
Dalam keadaan riilnya, kambing justru takkan malu memamerkan pantatnya.
Demikianlah yang ingin kita gambarkan tentang keadaan Sururiyun Halabiyun Rodjaiyun Ikhwaniyun. Berkedok dan berkoar-koar dengan kemasan bungkus dakwah Salafiyah, berupaya menutup rapat hakekat Sururi Ikhwaninya dari pandangan umat, namun dalam keadaan yang lainnya justru mereka tak merasa risih apalagi malu untuk mempertontonkan hakekat sebenarnya dari wajah dakwahnya yang Sururi Ikhwani.
Dan sekaligus tulisan ini adalah salah satu bukti bahwa dakwah Halabiyun Rodja pada hakekatnya adalah dakwah Sururiyun Ikhwaniyun (walaupun mungkin tetap ada sekelompok orang kolot yang pura-pura gagal paham) yang akan tetap berteriak sumbang bahwa Sururiyun Ikhwaniyun itu adalah Salafi Wahabi juga demi untuk menipu umat dengan melekatkan tuduhan yang sebenarnya “Salafi_Wahabi”pun berlepas diri daripadanya.
Ingat bahwa dedengkot besar mereka, Ali Hasan Al-Halabi (yang memuji Usamah bin Laden Teroris Takfiri gembong Al-Qaidah) telah ditahdzir oleh Lajnah Daimah Saudi Arabia yang notabene adalah “Wahabi_Salafi” sebagaimana yang mereka cibir selama ini.
Gambar 1. Lajnah Daimah tetap konsisten mentahdzir Al Halabi
Dan sekian banyak bantahan para ulama Ahlussunnah “Salafi-Wahabi” terhadap kesesatan gembong Rodja ini yang masih dalam bentuk bahasa arab.
Itu semua adalah sebagian bukti bahwa mereka (Halabiyun Sururiyun Ikhwaniyun Turatsiyun) tidaklah sama dengan Salafiyun Ahlussunnah! Dan kita, Salafiyun tidaklah sudi untuk disamakan dengan mereka! Bahkan tulisan-tulisan bantahan yang membongkar kejahatan dan kesesatan Ali Hasan Al Halabi beserta segenap pendukungnya adalah bukti bahwa Ahlussunnah berlepas diri dari mereka.
Tetapi memang kaum kolot dan Syiah rafidhah (dengan berlagak gagal paham) tidaklah punya hujjah kecuali menipu.
Tatkala Ahlussunnah Salafiyun bangkit membongkar dan menyingkap kesesatan dan penyimpangan Halabiyun Ikhwaniyun Sururiyun Turatsiyun serta membongkar keterkaitan dakwah Halabiyun Sururiyun dengan jaringan Teroris Takfiri Ikhwani Khawarij maka merekapun menjadikan tulisan bantahan Ahlussunnah tersebut sebagai “bukti” bahwa sesama Salafi Takfiri saling menghujat!! Padahal, kalau saja mereka jujur, “rumah besar” mereka yakni Ikhwanul Muslimin yang didirikan oleh Hasan Al Banna yang berbaiat di atas thariqat Sufi itu tentunya secara “gen manhaj” lebih memiliki hubungan kekerabatan dengan para penuduh yang berteriak-teriak menuding Wahabi tersebut.
Nukilan:
“Pembesar mereka berakidah Asy’ariyah dan Hasan Al-Banna adalah seorang yang berakidah Asy’ari. Dalam kitabnya “Al’Aqa’id” ia menetapkan 13 sifat bagi Allah yang terbagi menjadi : sifat tujuh yang merupakan sifat ma’ani, sifat lima yang disebut dengan sifat nafsiyah dan sifat wujud. Inilah rumusan aqidah Asma’ wash Shifat Allah dari Asy’ari.
Dalam memahami sifat Dzatiyah Allah seperti Tangan, Dua mata, Wajah, Kaki, Telapak kaki, Kedatangan dan Tertawa, mazhab Asy’ari memiliki dua prinsip : kalau tidak mentakwil pasti membiarkan maknanya (tafwidh). Mentakwil adalah memaknakan dengan makna yang tidak menunjukkan lafazhnya, seperti “tangan” diartikan dengan “memberi kenikmatan” atau sifat “marah” diartikan dengan “pahala”. Adapun membiarkan sifat (tafwidh) adalah tidak mau memberi makna. Misalnya tentang sifat “wajah” dikatakan, “Aku tidak menetapkan sifat wajah”. Lantas, apa maksud firman Allah?
وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ
artinya : “Dan tetap kekal wajah Rabbmu.” (QS. Ar-Rahman : 27).
Sebenarnya mereka meniadakan sifat ini. Sisi pertama dengan mentakwil dan sisi kedua dengan diam tidak mentakwil, dengan meyakini tidak ada maknanya.
Hasan al-Banna termasuk golongan Asy’ari dimana ia menetapkan sifat yang tujuh, sifat-sifat negatif yang lima dan sifat nafsiyah. Setelah itu dia memilih jalan yang berbeda dari jalan Asy’ari, yaitu jalan membiarkan (tafwidh), serta menggabungkan prinsipnya dengan manhaj salaf.
Sebelumnya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah telah membantah prinsip tafwidh dengan mantap dan panjang lebar dalam kitab ‘Majmu’Fatawa”.
Maka Hasan Al-Banna adalah seorang yang berakidah Asy’ari yang sesat dan juga seorang sufi sebagaimana dia akui sendiri dalam kitabnya “Mudzakirat Dai’yah”. Dia menghadiri wirid-wirid dan dzikir-dzikir shufiyah, membai’at tarekat Al-Hashafiyah Asy-Syadziliyah. Ia kagum pada kitab-kitab sufi dan ia sebutkan dalam bukunya beberapa judul kitab-kitab sufi tersebut, antara lain “Al-Mawahib Al-Laduniyah” (Pemberian-Pemberian Langsung dari Allah) karya Al-Qisthilani. Orang-orang yang bergabung bersamanya mengikuti prinsipnya. Ia membentuk Yayasan Al-Hashafiyah yang kemudian diketuai oleh Ahmad Askari atau As-Sukri. Di dalam buku “Mudzakirat” di atas, Hasan Al-Banna menyebutkan bahwa Yayasan Al-Hashafiyah yang dibentuknya berubah bentuk yang baru yaitu menjadi Ikhwanul Muslimin.
Ketika membentuk jama’ah baru ia masih dalam akidah sebelumnya. Setelah itu ia menulis dzikir-dzikir, wirid-wirid dan lain sebagainya supaya Ikhwanul Muslimin punya dzikir khusus sebagaimana tarekat-tarekat yang lain. Ia juga membuka kesempatan bagi tarekat-tarekat sufi yang lain untuk bergabung dan membai’at Ikhwanul Muslimin.
Di dalam kitab “Mudzakirat Dai’yah” Hasan Al-Banna memuji kalangan shufiyah, pertemuan-petemuan mereka, dzikir berjama’ah, maulud Nabi, sima’ (mendengar) nyanyian. Pada akhir hayatnya ia sempat membagi-bagikan kitab-kitab sufi kepada teman-temannya. Demikian juga dalam risalah-risalahnya ia membahas asma wash shifat. Hasan Al-Banna telah menerangkan akidahnya dan menulis untuk pengikut-pengikutnya.” –selesai penukilan
Baca pula artikel tentang taubat dan rujuknya Al Imam Abul Hasan Al Asy’ari kepada akidah salaf sebagaimana akidah yang diyakini oleh Al Imam Ahmad rahimahullah:
Maka pantaslah jika sekarang, setelah dibongkarnya oleh para ulama Salafiyun berbagai pemikiran sesat para dedengkot Ikhwanul Muslimin, upaya persatuan yang mereka lakukan dengan gerakan takfiri ekstrem Syiah Rafidhah, gerakan pengkafiran terhadap kaum muslimin yang mereka sebarkan dan dipelopori oleh dedengkotnya, Sayyid Quthub, maka pihak Asya’irah Sufiyah pun dengan berbagai cara berupaya keras menampik keterkaitan Sufi Asy’ari dengan paham Takfiri Khawarijnya Ikhwanul Muslimin yang menjadi cikal bakal gerakan terorisme modern (ISIS, Al Qaeda dsb) yang disebarluaskan oleh para gembong harakah Ikhwanul Muslimin yang notabene didirikan oleh seorang Sufi Asy’ari, Hasan al Banna dan sebaliknya menggiring opini menyesatkan dengan menjadikan Salafi sebagai kambing hitamnya seperti yang dilakukan oleh Ibnu Burdah seorang dosen UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta hanya dengan dasar asumsi yang sangat rapuh lagi absurb bahwa pentolan-pentolan ISIS memang mengidolakan tokoh-tokoh Salafi kendati para tokoh itu mengecam ISIS dan al Qaeda dengan menyembunyikan hujatan dan ancaman mereka terhadap para ulama Ahlussunnah itu sendiri dan bahkan telah melontarkan ancaman untuk menyerang “wahabi” Saudi Arabia dan target utama lainnya adalah memenggal leher ulama Salafi Ahlussunnah.
Gambar 2. Mengaitpaksakan Ikhwanul Muslimin (ISIS) dengan dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah.
Gambar 3. Takfiri ISIS meneriakkan ancaman bunuh terhadap ulama Salafy
Url bukti: http://tukpencarialhaq.com/2014/08/20/ulama-salafy-menjadi-target-utama-pembunuhan-oleh-isis-akan-kita-penggal-leher-shaleh-al-fauzan/
Sekarang lihatlah tatkala membangga-banggakan sayap militer HAMAS yang notabene adalah “anak” dari Ikhwanul Muslimin yang Shufi.
Gambar 4. Ikhwanul Muslimin, Hamas dan thariqat Shufi
Bukankah lebih layak bagi mereka untuk berbangga dengan Ikhwanul Muslimin yang didirikan oleh Hasan Al Banna yang telah berbaiat kepada tarekat Al-Hashafiyah Asy-Syadziliyah?!
Subhanallah, lihatlah tipu daya dan kelicikan para penuduh dalam upayanya mengelabui umat dan berupaya keras menyembunyikan hubungan kekerabatan manhaj-aqidahnya dengan firqah Ikhwanul Muslimin Sururiyin –yang merupakan cikal bakal penyebar pemikiran teror dan takfir di era modern- dan memilih melemparkan kejahatan saudara mereka sendiri, para Sururi Ikhwani (yang menyamar sebagai Salafi) sebagai kejahatan Salafiyin.
Maka itu adalah bukti lain bahwa sebenarnya mereka tidak ridha tatkala saudara semanhajnya (Ikhwanul Muslimin Sururiyin) disingkap dan ditelanjangi kesesatan dan keterkaitannya dengan jaringan teroris khawarij.
Dan tatkala Salafiyin bangkit menyingkap dan membongkar kesesatan Sururiyin Ikhwaniyin serta hubungan mereka dengan jaringan teroris khawarij Ikhwani (yang notabene juga menginduk kepada kelompok besar mereka sekaligus saudara semanhajnya, Ikhwanul Muslimin) maka merekapun melemparkan tuduhan berikutnya bahwa “sesama salafi takfiri” saling menghujat!! Allahul musta’an.
Ini adalah tipuan dan pengelabuan yang nyata, Hasan al Banna adalah seorang Shufi-Asy’ari, sayap militer Hamaspun terinspirasi seorang Shufi dan Ikhwanul Muslimin juga didirikan di atas aqidah Shufinya. Ikhwanul Muslimin pula yang menyebarkan virus pengkafiran sementara Sururiyin adalah Ikhwani yang menyamar sebagai Salafi untuk menikam dari dalam dakwah salafiyah dan salafiyin.

Gambar 5. Ikhwani Qaradhawi bersatupadu bersama Ahlulbid’ah lainnya.
Maka bagaimana mungkin dedengkot Sufi Ali Al-Jufri hendak berdusta dengan mengelabui umat seolah-olah Sufi Asy’ary bersih dari keterkaitan dengan manhajnya Ikhwanul Muslimin (induk semang ISIS) yang didirikan oleh Sufi Hasan Al Banna dan berbalik menuding Salafiyah dan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah sebagai kambing hitamnya?!
Sungguh ini adalah permainan bentuk permainan tipu daya dan khianat kepada umat. Allahul musta’an.

06.02.2016 

Postingan terkait: