Agar pembaca semakin yakin bahwa
Halabiyun berkomplot bersatu bahu membahu dengan jaringan yang sangat
berbahaya dalam memerangi salafiyun dan dakwahnya, berikut bukti bahwa
arrahmah dan Ba’asyir (induk semang Halawi Makmun) menyebarkan dan
membawa pemikiran Takfir bisa dilihat pada pengkafirannya terhadap
presiden SBY:
“JAKARTA (Arrahmah.com) –
Ustadz Abu Bakar Ba’asyir mengatakan bahwa SBY itu seorang kafir!
Peryataan itu beliau sampaikan pada hari Senin (25/04/2011) dalam sidang
di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Sontak, peryataan Ustadz ABB itu
menjadi trending topic situs jejaring social Twiter, setelah Metro TV merilisnya. “
Gambar 30. Takfiri Ba’asyir sedang beraksi
Dua tahun setelah bom Bali I pada tahun
2002 (tepatnya pada malam hari tanggal 12 Oktober 2002. Daftar tersangka
yang terlibat lihat para Link berikut https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bom_Bali_2002
) Ma’had Ali Al Irsyad Surabaya pimpinan Abdurrahman Tamimi mengadakan
daurah Masyaikh pada bulan Desember 2004. Sangat menakjubkan bahwa
mereka secara resmi ternyata memiliki hubungan nyata dengan institusi
resmi jaringan Khawarij Takfiri yang para kader jebolannya terlibat
dalam terror bombing bom Bali, mengundang perwakilan dari Pondok
Pesantren Al-Mukmin Solo dan Ponpes Dar Asy-Syahadah Boyolali!
Gambar 31. Daftar nama para da’i daurah
Masyaikh (tahun 2004 & 2006) yang diselenggarakan oleh Irsyadiyun
pimpinan Abdurrahman at Tamimi dan Chalid Bawazir
Perhatikan nomor urut peserta 72 dan 73.
Nomor 72 diisi oleh nama Muzayyin yang merupakan perwakilan Pondok
Pesantren Al-Mukmin Solo atau yang lebih dikenal kehebohannya sebagai
pesantren yang didirikan dan dikelola oleh “teroris” Abubakar
Ba’asyir-Ngruki dengan haluan NII Takfiri-nya!!
Dan Ba’asyir inilah yang pasca lahirnya
ISIS kemudian berpose bersama mengumumkan baiatnya kepada ISIS, walaupun
kemudian para pembelanya beralasan bahwa Ba’asyir “terpaksa” berbaiat
kepada ISIS karena terdesak dan terpaksa!
Gambar 32. Ba’asyir unjuk gigi, baiat kepada ISIS di penjara nusakambangan
Subhanallah! Lihatlah cara mereka
membela dan melindunginya! Bahkan Ba’asyir siap mati untuk
mempertahankan prinsipnya lalu datang haula mengatakan dia “siap
melanjutkan kehidupannya” karena didesak oleh kawan-kawannya? Adakah
nampak todongan senapan saat Ba’asyir berpeluh dan gemetar yang
menrupakan qarinah terpaksa saat diajak berfoto dengan tampilan gagah
bersama dengan bendera ISIS? Lalu siapa sesungguhnya yang menjadi
pemimpin mereka?! Ataukah Ba’asyir ternyata hanyalah seorang bawahan
yang mudah disuruh begini dan begitu?! Duhai sungguh tipuan yang sangat
murahan.
Adapun nomor 73 diisi nama Mustaqim yang
menjadi utusan dari Ponpes Dar Asy-Syahadah Boyolali. Secara historis
dan manhaj, pondok ini memiliki kaitan dengan Al-Mukmin-Solo!! Karena
itulah tidak mengherankan jika Dar Asy-Syahadah ini salah satu hasil
didikannya terlibat dalam kasus bom Bali!!
Siapakah Mustaqim dari Pesantren Dar
Asy Syahadah Boyolali yang diundang oleh Ma’had Al-Irsyad Surabaya dalam
acara Daurah bersama Masyayikh?
Lengkapnya Pondok Pesantren Darusy Syahadah di Gunungmadu, Simo, Boyolali
- Tahun 2004, Mustaqim adalah Pimpinan Ponpes Darusy Syahadah
Jumat 17 Sep 2004, 17:29 WIB
Kasus Bom, Sejumlah Orang Ditangkap di Surakarta…
“Darusy Syahadah Klarifikasi. Sementara
itu pimpinan Pesantren Darusy Syahadah Boyolali Mustaqiem, atas
inisiatifnya sendiri hari ini menemui Kapolres Boyolali AKBP Oneng
Subroto. Hal ini untuk mencari kepastian mengenai informasi tentang
keterlibatan Jabir yang sejauh ini diberitakan sebagai salah satu
tersangka pelaku bom Kuningan.
Usai pertemuan di ruang Kapolres
Boyolali, Mustaqiem kepada detikcom mengatakan bahwa dirinya perlu
mendapatkan informasi yang lebih jelas apakah Jabir yang dimaksud polisi
adalah Jabir alias Gempur Budi Angkoro yang menjadi salah satu pengajar
di pesantrennya. Karena memang Jabir alias Gempur telah menghilang
sejak Mei lalu dari pesantrennya.”
Gambar 33. Mustaqim pimpinan Darusy Syahadah Boyolali, 2004
- Pengelola ponpes Darusy Syahadah tahun 2005 adalah Mustaqim
“Kamis 20 Oct 2005, 15:27 WIB
Pesantren Ngruki dan Darusy Syahadah Tak Merasa Diawasi
Pesantren Al-Mukmin Ngruki selalu
mendapat perhatian sehubungan dengan kasus-kasus teror. Sejumlah alumni
pesantren ini memang terbukti atau setidaknya disangka menjadi pelaku
teror. Sebut saja Fathurrohman Al-Ghozy, Ali Gufron alias Muklas, Aris
Sunarso alias Zulkarnaen, Asmar Latinsani, Hutomo Pamungkas alias
Mubarok dan lain-lainnya. Pesantren lain di Surakarta yang juga memiliki
catatan alumninya tersangkut kasus terorisme adalah Pesantren Darusy
Syahadah di Gunungmadu, Simo, Boyolali. Beberapa lulusan pesantren ini
yang belajar di Pakistan pernah dideportasi bersama Rusman Gunawan, adik
Hambali, dengan tudingan membantu memperlancar aliran dana bagi
kegiatan teror.
Gambar 34. Mustaqim, salah satu pengelolanya, 2005
Namun, salah seorang pengelola ponpes
Darusy Syahadah, Mustaqim, juga buru-buru membantah jika pesantrennya
disebut mendapat pengawasan khusus dari pemerintah. Hingga saat ini,
kata dia, laporan-laporan yang diminta oleh pihak Depag Boyolali kepada
pesantrennya juga masih seputar data santri dan kegiatan proses
belajarnya.”
- Mustaqim pimpinan pondok Darusy Syahadah th 2005, akui Salik Firdaus alumnus sana
“Selasa , 01/11/2005 13:14 WIB
Pimpinan Ponpes Akui Salik Jebolan Darusy Syahadah Boyolali
Muchus Budi R. – detikInet
Solo, Ustad Mustaqiem, pimpinan
Pesantren Darusy Syahadah, di Gunungmadu, Boyololi, mengakui bahwa Salik
Firdaus yang disebut-sebut mirip dengan pelaku bom Bali II adalah bekas
santri di pesantrennya. Mustaqiem mengatakan, Salik tidak menamatkan
pendidikan sebagai kader mualimin di pesantrennya.
Seperti diketahui saat ini nama Salik
mengemuka setelah para tetangganya di Desa Cidulang, Ciikijing,
Majalengka, merasa mengenali salah satu foto pelaku bom bunuh diri di
Bali 1 Oktober lalu sebagai foto Salik. Apalagi semenjak peristiwa
tersebut terjadi pemuda berumur 23 tahun itu juga tidak pernah
menampakkan diri.
Gambar 35. Mustaqim pimpinannya, 2005
Pimpinan Darusy Syahadah, Mustaqiem
mengakui Salik pernah nyantri di pesantrennya. Dia masuk Kuliyyatul
Mu’alimin Al-Islamiyah (KMI) atau pendidikan kader mu’alim, namun hanya
dua tahun bertahan lalu pamit meninggalkan pesantren.
“Dia pamit akan pulang ke Jawa Barat,
saat itu alasannya karena urusan keluarga. Dia pamit dengan baik-baik
kepada saya, para pengajar lain di pesantren maupun kepada teman-teman
santrinya. Tidak ada persoalan apa-apa,” papar Mustaqiem kepada
detikcom, Selasa (1/11/2005)”
- Tahun 2005 adalah pengelola/pimpinan pondok Darusy Syahadah
“Seorang pengelola Pondok Pesantren
Darusy Syahadah Mustaqim , juga buru-buru membantah jika pesantrennya
mendapat pengawasan khusus dari pemerintah.
Hingga saat ini, laporan-laporan yang
diminta pihak Depag Boyolali kepada pesantren juga masih seputar data
santri dan kegiatan proses belajar.”
Gambar 36. Mustaqim pengelola DS
- Tahun 2006 masih direktur Darusy Syahadah
” Perihal Abdul Hadi, teroris yang
tertembak dalam pengerebekan tersebut, Jamaludin Sidik (27) adik Abdul
Hadi mengaku kakaknya terakhir pulang ke kampungnya tiga tahun silam.
Kabar terakhir yang mereka terima, Abdul Hadi mengajar di sebuah pondok
pesantren di Kediri.
“Kakak saya pernah belajar di Ponpes
Ngruki dan lulus tahun 1993,” ujarnya. Sedangkan teroris lainya yang
tewas yakni Jabir alias Gempur Budi Angkoro diketahui juga pernah
belajar di Ponpes Ngruki, Solo. Ia juga pernah belajar di Ponpes Darusy
Syahadah, Simo, Boyolali Jawa Tengah.
Bukan itu saja, karena prestasinya ia
sempat menjadi salah satu pengajar di Darusy Syahadah sekitar 8 bulan.
Menurut pengasuh Ponpes Darusy Syahadah, Ustadz Mustaqim, Jabir pernah
menjadi santri di Darusy Syahadah mulai tahun 1995. Karena ia adalah
lulusan dari Ponpes Ngruki, maka Jabir langsung masuk di kelas
Mualimin.”
Gambar 37. Pengasuh DS Mustaqim
- Salik Firdaus pelaku bom Bali II
Tentang Salik Firdaus yang mampus pada
bom Bali II, dia adalah alumnus PP Darus Syahadah, Boyolali. Lihat
makna syahadah opo maneh kalo bukan mati sangit ?
“Lalu, ketika simpul Sunata di Jakarta
dan Solo ditangkapi polisi pada Juni 2005, Noor Din juga aman. Entah ia
tengah di mana. Yang jelas, dua bulan kemudian, Agustus 2005, trio calon
bomber Bali II (Salik Firdaus, Misno, dan Aip Hidayat) sedang digodok.
Itu ditandai dengan menghilangnya Salik dan Misno dari kediaman di
Majalengka, sebagaimana diterangkan keluarga mereka.
Menurut polisi, rekrutmen Salik Firdaus
dilakukan Jabir, senior Salik di Pesantren Darus Syahadah, Boyolali,
Jawa Tengah. Abdul Hadi juga berperan dalam rekrutmen. Lulusan Pesantren
Ngruki ini pernah mengajar di Darus Syahadah. Maka, ikatan
‘’ustad-senior-murid’’ antara Hadi-Jabir-Salik memiliki dampak khusus
dalam proses rekrutmen bomber Bali II..”
Simak di artikel http://www.gatra.com/2003-11-11/artikel.php?id=32126
Gambar 38. Mustaqim pimpinan DS
Terpenting dari data-data yang terkumpul
di atas bukanlah ulasan-ulasan yang dituliskan oleh berbagai media
tersebut, tetapi hanyalah merupakan bukti penguat bahwa Mustaqim yang
diundang resmi oleh Ma’had Al-Irsyad bukanlah orang “sembarangan”, dia
adalah jajaran orang penting di dalam kelompoknya Abubakar Ba’asyir!!
Bahkan pucuk pimpinan salah satu pesantren yang menjadi link jaringan
Ba’asyir!
Apakah kehadirannya terkait dengan
keberadaan Farid Okbah yang memang merupakan link Ba’asyir di Al-Irsyad
“illegal”? Allahu a’lam.
pada 06.02.2016