Hukum Mentartilkan al-Quran Dalam Khutbah dan Muhadharah

HUKUM MENTARTILKAN AL-QUR'AN DALAM KHUTBAH DAN MUHADHARAH

Berkata Lajnah Daimah Lilbuhutsil Ilmiyyah wal Ifta':

"Ayat-ayat yang ada dalam khutbah tidak ditartilkan (dibaca pelan dengan tajwid) karena ayat-ayat itu sebagai kutipan. (24/310)

Fatwa Syaikh Shalih al Fauzan hafizhahullah:

Pertanyaan:
Apa hukum mentartilkan al-Quran dalam khutbah dan ceramah?

Jawaban:
Hal ini seringkali ditanyakan, karena sebagian ikhwan mentartilkan ayat dalam khutbah atau dalam mau'idhah (pemberian nasehat) padahal hal ini tidak diketahui dari salaf (pendahulu yang shalih) dikarenakan adanya perbedaan antara membaca bacaan dan membaca  kutipan dan pendalilan.

Membaca bacaan ditartilkan dengan hukum-hukum bacaan (tajwid) dan tartil.

Adapun membaca  kutipan saja, maka tidak ditartilkan ayat akan tetapi dibaca dengan bacaan yang selamat dari kesalahan tata bahasa. (Ijabatul Muhimmah fiil Masyakil Mulimmah)

Adapun Syaikh al-'Utsaimin dalam masalah ini membolehkan membaca tartil (Syarh Bulughul Maram)


http://www.sahab.net/forums/?showtopic=131563

http://bit.ly/Al-Ukhuwwah
Pada 06.02.2016


قالت اللجـنــــــة الدائمـــــــة للإفتــــــــاء:الآيات في الخطبة لا ترتل لأنها للاستشهاد. (٢١٠/٢٤)

---------------------------
    وسئل العلامة صالح بن عبد الله الفوزان-حفظه الله-:
    ماحكم ترتيل القرآن في الخطب والمحاضرات؟
    فأجاب بقوله: هذا كثر السؤال عنه، لأن بعض الإخوان يرتل الآية في الخطبة أو في الموعظة وهذا شيء غير معروف عن السلف لأن هناك فرقا بين قراءة التلاوة وقراءة الاستشهاد والاستدلال، قراءة التلاوة ترتل بأحكام التلاوة والترتيل، أما القراءة للاستشهاد فقط فلا ترتل الآية، وإنما تقرأ قراءة سليمة من اللحن
    من الإجابات المهمة في المشاكل الملمة للشيخ صالح الفوزان

Postingan terkait:

Tidak ada tanggapan

Posting Komentar

Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi