[AUDIO] Larangan Berlebih lebihan dalam Beramal - Ustadz Abu Yasir Wildan

Syarah Riyadhus Sholihin Imam an Nawawi (Jilid 2) - Ustadz Abu Yasir Wildan Al Ustadz Abu Yasir Wildan hafizhahulloh
Berikut audio rekaman kajian beliau pada tanggal 27 Rabi’ul Akhir 1437H (06/02/2016)  di Masjid Agung Cimahi Jalan Amir Machmud Samping Alun-Alun Kota Cimahi, kajian kitab Riyadhus Shalihin pembahasan Larangan Berlebih-lebihan dalam Beramal.


Link download audio : https://drive.google.com/uc?id=1mrBzfd57vd5Er1UejpMYq3_5R1uW4tCu&export=download

atau

[64 KBPS]

[32 KBPS]

[16 KBPS]

HADITS KE-1
Dari Anas rodhiyallohu ‘anhu, ia berkata: “Ada tiga orang datang ke rumah istri-istri Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam. Setelah diberitahu, seolah mereka menganggap amal ibadah Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam itu hanya sedikit, lalu mereka berkata: “Tapi tidak pantas membandingkan diri kita dengan Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, sebab beliau telah diampuni semua dosanya baik yang telah lalu maupun yang akan datang.”
Kemudian salah seorang dari mereka berkata: “Adapun saya maka saya akan sholat sepanjang malam.” Yang lain berkata: “Saya selamanya akan berpuasa setiap hari.” Yang lain lagi berkata: “Saya akan menjauhkan diri dari perempuan dan tidak akan menikah selamanya.”
Kemudian Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam datang dan bersabda kepada mereka: “Kalian tadi berbicara begini dan begini? Demi Alloh, sesungguhnya aku adalah orang yang paling takut dan paling takwa kepada Alloh dibandingkan kalian, tetapi aku berpuasa dan berbuka, aku sholat malam dan tidur malam, dan aku juga menikahi perempuan. Siapa saja yang benci terhadap sunnahku, maka ia bukan termasuk golongaku.” (HR. Bukhari dan Muslim)
FAIDAH RINGKAS DARI HADITS KE-1
[1]. Amalan yang lebih disukai Alloh adalah sedikit tetapi kontinu (terus-menerus) daripada banyak kemudian capai, bosan hingga membencinya.
[2]. Sikap ketiga orang tersebut berlebih-lebihan dan memberat-beratkan, menyelisihi syari’at. Semangat saja bukan ukuran tetapi yang jadi ukuran ialah tuntunan syari’at. Semangat dalam ibadah harus terbimbing secara syar’i.
[3]. Hadits ini merupakan dalil selayaknya bagi seseorang sederhana dalam ibadah dan sederhana ini juga sesuai dengan bimbingan syari’at, serta selayaknya sederhana dalam segala hal. Bila menyepelekan dia akan melewatkan berbagai kebaikan dan bila berlebihan dia akan bosan, lalu malas, hingga meninggalkan dan membenci.
[4]. Bersifat sederhana dalam ibadah merupakan diantara sunnah Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam. Berjalanlah dalam urusanmu sedikit demi sedikit.
HADITS-2
Dari Ibnu Mas’ud rodhiyallohu ‘anhu, ia berkata: Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Binasalah orang-orang yang berlebih-lebihan.” Beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam mengulanginya sebanyak tiga kali. (HR. Muslim)
FAIDAH RINGKAS DARI HADITS KE-2
Di antara sikap melampaui batas dalam ibadah adalah sikap Bani Israil ketika diperintahkan Nabi Musa ‘alaihis salam untuk menyembelih Sapi Betina, dimana sikap yang ditunjukkan oleh mereka dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menyulitkan mereka sendiri seperti usia sapi betina, warnanya, dan amalannya. Padahal kalau mereka mencukupkan dengan perintah beliau ‘alaihis salam maka sudah cukup mencari Sapi Betina lalu disembelih.

Wallohu a’lam bi showab.

Postingan terkait:

Tidak ada tanggapan

Posting Komentar

Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi