TANYA JAWAB
NISAA` AS-SUNNAH 1
Kamis, 22 Jumadil Akhir 1437 H / 31 Maret 2016 M
✍ Dijawab oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah Zainab bintu Ali Bahmid hafizhahallah
● PERTANYAAN 2
Bismillah.
Ustadzah hafizhakillah.
a. Dalam Faedah Pagi disebutkan bahwa mayoritas penghuni surga adalah orang-orang fakir.
Yang ana tanyakan, bagaimana jika keadaannya fakir tapi tidak melakukan shalat wajib, puasa Ramadhan dan melakukan kebid'ahan?
b. Afwan Ustadzah, ana tidak paham maksud hadits tentang mendahulukan kepentingan saudara. Mendahulukan kepentingan saudara dalam hal apa, Ustadzah?
Apakah itu termasuk kebutuhan sehari-hari meskipun sama-sama serba kekurangan?
Atau dalam hal yang lain? Jazaakillaahu khairan Ustadzah.
○ JAWABAN
a. Orang fakir yang tidak shalat fardhu, tidak puasa Ramadhan dihukumi kafir dan tempatnya di neraka.
Adapun orang fakir penghuni surga adalah yang mukmin dan sabar dengan kefakirannya di dunia.
b. Mendahulukan kepentingan saudara dari kepentingan diri sendiri seperti dalam Faedah Pagi yakni Abu Sulaiman Ad-Darani رحمه الله mengatakan,
"Andaikata dunia seluruhnya bagiku hanya satu suapan, maka aku lebih suka memberikannya untuk seseorang yang mmbutuhkan."
* Maksudnya:
Andaikata aku tidak mempunyai apapun selain hanya satu suapan lalu datang seseorang yang membutuhkannya, maka aku berikan milikku yang hanya satu suapan itu untuk saudara yang membutuhkannya, yakni ini adalah pengamalan dari firman Allah yang memuji orang-orang Anshar yang dengan ikhlas membantu saudara-saudaranya kaum Muhajirin.
Allah ta'ala berfirman,
{...وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ } [الحشر : 9]
NISAA` AS-SUNNAH 1
Kamis, 22 Jumadil Akhir 1437 H / 31 Maret 2016 M
✍ Dijawab oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah Zainab bintu Ali Bahmid hafizhahallah
● PERTANYAAN 2
Bismillah.
Ustadzah hafizhakillah.
a. Dalam Faedah Pagi disebutkan bahwa mayoritas penghuni surga adalah orang-orang fakir.
Yang ana tanyakan, bagaimana jika keadaannya fakir tapi tidak melakukan shalat wajib, puasa Ramadhan dan melakukan kebid'ahan?
b. Afwan Ustadzah, ana tidak paham maksud hadits tentang mendahulukan kepentingan saudara. Mendahulukan kepentingan saudara dalam hal apa, Ustadzah?
Apakah itu termasuk kebutuhan sehari-hari meskipun sama-sama serba kekurangan?
Atau dalam hal yang lain? Jazaakillaahu khairan Ustadzah.
○ JAWABAN
a. Orang fakir yang tidak shalat fardhu, tidak puasa Ramadhan dihukumi kafir dan tempatnya di neraka.
Adapun orang fakir penghuni surga adalah yang mukmin dan sabar dengan kefakirannya di dunia.
b. Mendahulukan kepentingan saudara dari kepentingan diri sendiri seperti dalam Faedah Pagi yakni Abu Sulaiman Ad-Darani رحمه الله mengatakan,
"Andaikata dunia seluruhnya bagiku hanya satu suapan, maka aku lebih suka memberikannya untuk seseorang yang mmbutuhkan."
* Maksudnya:
Andaikata aku tidak mempunyai apapun selain hanya satu suapan lalu datang seseorang yang membutuhkannya, maka aku berikan milikku yang hanya satu suapan itu untuk saudara yang membutuhkannya, yakni ini adalah pengamalan dari firman Allah yang memuji orang-orang Anshar yang dengan ikhlas membantu saudara-saudaranya kaum Muhajirin.
Allah ta'ala berfirman,
{...وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ } [الحشر : 9]
"Dan mereka mengabaikan (kebutuhan) diri sendiri meskipun mereka membutuhkan." (QS. Al-Hasyr: 9)
Inilah 'Aitsar' yang dipuji oleh Allah, seperti yang dilakukan kaum Anshar, meskipun mereka membutuhkan tapi mereka lebih mengutamakan untuk memberikan kepada saudaranya kaum Muhajirin yang lebih membutuhkannya.
Barakallahu fiki.
◆◆◆◇◇◆◇◇◆◆◆
□ http://annisaa.salafymalangraya.or.id
□ http://bit.ly/NisaaAsSunnah
Nisaa` As-Sunnah
Inilah 'Aitsar' yang dipuji oleh Allah, seperti yang dilakukan kaum Anshar, meskipun mereka membutuhkan tapi mereka lebih mengutamakan untuk memberikan kepada saudaranya kaum Muhajirin yang lebih membutuhkannya.
Barakallahu fiki.
◆◆◆◇◇◆◇◇◆◆◆
□ http://annisaa.salafymalangraya.or.id
□ http://bit.ly/NisaaAsSunnah
Nisaa` As-Sunnah
Tidak ada tanggapan
Posting Komentar
Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi