Kajian Fiqh Ringkas
Tidak Boleh mengambil pungutan tambahan pada hutang-piutang
✅ويحرم على المقرض أن يشترط على المقترض زيادة في القرض؛ فقد أجمع العلماء على أنه إذا شرط عليه زيادة، فأخذها؛ فهو ربا؛
✅ فما تفعله البنوك اليوم من الإقراض بالفائدة ربا صريح، سواء كان قرضا استهلاكيا أو إنمائيا كما يسمونه؛ فلا يجوز للمقرض سواء كان بنكا أو فردا أو شركة أن يأخذ زيادة في القرض مشترطة، بأي اسم سمى هذه الزيادة، وسواء سميت هذه الزيادة ربحا أو فائدة أو هدية أو سكن دار أو ركوب سيارة، ما دام أن هذه الزيادة أو هذه الهدية أو هذه المنفعة جاءت عن طريق المشارطة، وفي الحديث: "كل قرض جر نفعا؛ فهو ربا"
✅Haram bagi yang meminjami mensyaratkan adanya tambahan atas peminjam dari harta yg dipinjamkanya, Para ulama telah sepakat jika dia mensyaratkan tambahan kepada peminjam kemudian mengambil tambahan itu maka ia telah mengambil riba.
Maka apa yang dilakukan bank- bank masa kini yg memberi pinjaman berbunga ini adalah riba yg nyata.Baik pinjaman untuk investasi usaha atau dikonsumsi sebagaimana yg mereka namai, maka semua ini tidak boleh bagi pemberi pinjaman : bank, perusahaan atau perorangan, memungut tambahan yang disyaratkan atas pinjaman tersebut, Dengan sebutan nama apapun baik itu disebut bunga, laba, bagi hasil, hadiah, bonus, tumpangan gratis, pginapan gratis atau sejenisnya, selama itu semua tambahan, hadih, atau manfaat diperoleh dari pinjaman dipersyaratkan maka itu riba.
وفي الحديث: "كل قرض جر نفعا؛ فهو ربا"
Didalam Hadits disebutkan :
"Setiap pinjaman yg menarik manfaat adalah riba"
"Setiap pinjaman yg menarik manfaat adalah riba"
Akhukum Fillah Dikutip dari Mulakhos Fiqh Syeikh Fauzan Hafidzahulloh
https://t.me/Annashihah_cepu/92
08/05/2016
08/05/2016
Tidak ada tanggapan
Posting Komentar
Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi