Terkait Penghinaan Terhadap Syariat Islam

Fatwa Ulama Ringkas
Terkait Penghinaan Terhadap Syariat Islam
✅س: ما حكم ساب الدين إن كان جاهلا، هل يعذر بجهله أم أنه لا عذر بالجهل في هذه المسألة؟ وهل إذا كان مقصده سب الشخص نفسه، فجرى على لسانه سب دينه، هل يعذره هذا من الكفر، أم ماذا؟ وما أقوال السلف في هذا الأمر؟
✅ج: سب الله، أو سب كلامه، أو شيء منه: كفر. وكذا سب الرسول ـ صلى الله عليه وسلم ـ ، أو سنته، أو شيء منها، أو سب دين الشخص إذا كان دينه الإسلام؛ فيجب أن يبين له الحكم إذا كان مثله يجهل ذلك، فإن أصر على السب فهو: كافر مرتد عن ملة الإسلام، فإن تاب وإلا قتل، لقوله تعالى: ( قل أ بالله وآياته ورسوله كنتم تستهزؤون لا تعتذروا قد كفرتم بعد إيمانكم).
وأما من سب شخصا مسلما لذاته، فجرى على لسانه دين ذلك الشخص، بدون قصد، وإنما هو محض خطأ منه، فإن مثله لا يكفر، ولكن يوصى بالتحرز والحذر بكلماته، حتى لا يقع في الكفر وهو لا يشعر
Pertanyaan:
“Apa hukum orang yang mencela agama karena kebodohan ? Apakah ia diberikan udzur karena kebodohannya itu ataukah tidak dalam masalah ini ? Seandainya orang itu bermaksud mencela pribadi seseorang, namun akhirnya lisannya keluar celaan, apakah ia diberikan udzur atas kekafirannya ataukah tidak ? Bagaimana perkataan salaf dalam permasalahan ini ?

Jawaban :
Mencela Allah, atau mencela firman-Nya, atau mencela sesuatu hal dari-Nya adalah kekufuran.  Demikian juga dengan mencela Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, atau mencela sunnahnya, ataupun sesuatu yang berasal darinya, atau mencela agama Islam. Maka, wajib diberi penjelasan tentang hukum-hukum islam jika ia memang tidak mengetahui. Jika sudah mengetahui, tetapi ia tetap terus mencela maka ia kafir lagi murtad dari agama Islam.  Jika bertaubat, maka taubatnya diterima. Jika tidak bertaubat, ia dibunuh. Hal itu berdasarlan firman Allah ta’ala : “Katakanlah : ‘Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok ?. Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman”.
Jika celaan itu ditujukan kepada pribadi seorang muslim, misalnya. Lalu dari lisannya keluar celaan juga terhadap agama orang tersebut tanpa sengaja, ini adalah kesalahan yang tidak mengkafirkan. Akan tetapi, orang yang mencela perlu diberi nasihat, bimbingan, dan peringatan agar dia berhati-hati dalam berucap dan berkata.  Hal seperti itu dilakukan agar orang tersebut tidak jatuh pada kekufuran tanpa ia sadari” [Fataawaa Lajnah Daaimah Lisy Syawaarif 141/142)
Pent: Penghinaan dengan media sendal atau lainya seperti ini tidak terjadi sekali atau dua kali.tapi berkali kali, maka seorang muslim sunni wajib meninggalkan syubhat syuhbat dalam masalah ini, belilah sandal yg jelas tidak mggunakan motif motif yang samar, dan jika benar apa yg mereka tulis lafadz tersebut maka dilaporkan kepada pemerintah yg berhak menghukumi pemerintah. Jgn membuat desas-desus kabar burung semua harus jelas dan pasti sumbernya.sehingga tidak timbul keraguan dan kerancuan
Wallohu a'lam bishowab.

Akhukum Fillah Dipondok Salafiyah Cepu
https://t.me/Annashihah_cepu/90
08/05/2016

Postingan terkait:

Tidak ada tanggapan

Posting Komentar

Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi