Tentang Ibadah Tawakkal

Pelajaran TAUHID:
Kajian Kitab Tsalatsatul Ushul (Bagian 47 dan 48)
—---------------------------------------—
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab –Rohimahullah- menjelaskan:
وَدَلِيلُ التَّوَكُّلِ قَوْلُهُ تَعَالَى: {وَعَلَى اللهِ فَتَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ}،
وقال: {وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ فَهُوَ حَسْبُهُ}
Dan dalil untuk Tawakkal (1); adalah firman Allah –Ta’ala- (artinya):
”Dan hanya kepada Allah-lah hendaknya kalian bertawakkal, jika kalian benar-benar orang yang beriman.”  [Al-Maidah:23 ]
Dan firmannya:
”Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya." [ Ath-Thalaaq:3 ]
〰〰〰
PENJELASAN:
Tentang: “Ibadah Tawakkal”

Pengertian Tawakkal:

Dalam istilah bahasa Arab, Tawakkal berarti menampakkan ketidakberdayaan serta menyandarkan diri kepada selainmu. [ Ash-Shihah ]
Secara Ringkas, “Tawakkal kepada sesuatu” berarti menyandarkan diri kepadanya. [ Syarah Tsalatsatil Ushul; Ibn ‘Utsaimin ]
Adapun hakekat tawakkal kepada Allah –Ta’ala- adalah:
"Sikap jujur dalam menyandarkan hati kepada Allah –‘Azza waJalla- ketika mencari manfaat (yang menguntungkan) dan menghindar dari kerugian (yang membahayakan); mencakup perkara-perkara di dunia dan akhirat, seluruhnya." [ Jami’ Al-‘Ulum wal Hikam , no.49 (2/497); Ibnu Rojab ]
Yang jelas, Tawakkal adalah amalan hati. Dan termasuk bagian dari perkara yang menyempurnakan keimanan seorang Muslim.
Allah –Ta’ala- berfirman (artinya):
”Dan hanya kepada Allah-lah hendaknya kalian bertawakkal, jika kalian benar-benar orang yang beriman.”  [ Al-Maidah:23 ]
Wallahu a'lamu bisshowab
—---------------------------------------—

Macam-macam Tawakkal:

〰〰〰〰〰
Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rohimahullah menyebutkan empat macam Tawakkal:
〰〰〰
1. Yang Pertama: Tawakkal kepada Allah –Ta’ala-.
Tawakkal yang seperti ini termasuk kesempurnaan iman, bahkan sebagai tanda kebenaran imannya.
Kedudukannya wajib. Karena keimanan tidak dikatakan sempurna kecuali dengannya.
2. Yang Kedua: Tawakkal Sirr (Tawakkal Rahasia).
Adalah menyandarkan diri kepada mayit (orang yang telah meninggal, pen) dalam mendatangkan manfaat atau menolak madhorot. Ini adalah syirik besar.
Yang demikian itu tidak terjadi kecuali dari orang yang meyakini bahwa mayit memiliki kemampuan rahasia di alam semesta.
Tidak dibedakan keadaan mayitnya, bisa berupa nabi, wali, ataupun thoghut musuh Allah –Ta’ala-.
3. Yang Ketiga: Tawakkal kepada orang lain, Dalam perkara yang diatur oleh orang lain tersebut.
Disertai perasaan bahwa orang lain tersebut memiliki kedudukan lebih tinggi, sedangkan orang yang bertawakkal memiliki kedudukan lebih rendah darinya.
Contohnya: Seseorang bertawakkal kepada pimpinannya dalam mendapatkan upah pencaharian, dan yang semisalnya.
Jenis ketiga ini termasuk model syirik kecil, disebabkan kuatnya keterikatan hati kepada makhluk, disertai dengan penyandaran diri kepadanya.
Namun, jika dia bersandar kepada makhluk dalam rangka menjadikannya sebab, (dan dia yakin) Allah –Ta’ala- Yang menentukan perkara itu bisa sampai di tangannya, Itu tidak mengapa.
Jika pengaruh baik dalam mendapatkannya ada pada orang yang bertawakkal.
4. Yang Keempat: Tawakkal kepada orang lain, Dalam perkara yang diatur oleh orang yang bertawakkal.
Dimana ia menunjuk orang lain untuk menggantikannya pada suatu urusan yang boleh untuk diwakilkan.
Yang demikian ini  tidak mengapa berdasarkan dalil dari Al-Qur`an, Sunnah, dan Ijma’.
Nabi Ya’qub –‘alaihissalam- pernah berkata kepada anak-anaknya (artinya):
“Hai anak-anakku, pergilah kalian, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya.” [ Yusuf: 87 ]
Nabi kita –shollallahu’alaihi wasallam- juga pernah mewakilkan kepada Ali bin Abi Tholib –rodhiyallahu ‘anhu- urusan binatang sembelihan pada Haji Wada’, agar dishodaqohkan kulit beserta mayoritas dagingnya, kemudian agar menyembelih 100 ekor sisanya, setelah sebelumnya nabi -shollallahu 'alaihi wasallam- menyembelih 63 ekor dengan tangannya.
Adapun ijmak (kesepakatan para Ulama`) tentang bolehnya perkara itu dapat diketahui (dari penjelasan mereka) secara umum.
Wallahu a'lamu bisshowab
Dirangkum oleh Al-Ustadz Abdul Hadi Pekalongan Hafizhahullahu Ta'ala.
#ushultsalatsah
〰〰➰〰〰
Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
[ 19/12/2016 ]
[ 19/01/2017 ]

Postingan terkait:

Tidak ada tanggapan

Posting Komentar

Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi