Sampaipun Dalam Perkara Yang Bukan Terkait Dengan Bid'ahnya

tafsir al quran, hadits, fatwa ulama, artikel, faidah, kata mutiara dan hikmah, serta tanya jawab kajian islam Sampaipun Dalam Perkara Yang Bukan Terkait Dengan Bid'ahnya
<Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al 'Utsaimin rahimahullah berkata :

"Dan yang bisa diketahui (dipahami) dari perkataan Syaikh (Bakr bin 'Abdillah Abu Zaid) -semoga Allah merahmatinya dan memberi taufiq kepadanya- adalah :

Bahwasanya tidak boleh diambil sesuatupun dari seorang pemilik bid'ah, sampaipun dalam perkara yang bukan terkait dengan bid'ahnya.

Contohnya :
Apabila kita mendapati seseorang mubtadi' akan tetapi dia bagus dalam ilmu bahasa arab : seperti balaghoh, nahwu, shorof; maka apakah boleh bagi kita bermajelis kepadanya dan kita mengambil darinya ilmu yang terdapat pada dirinya ini ataukah kita menghajrnya (memboikotnya)?

Yang nampak dari perkataan Syaikh (Bakr bin 'Abdillah Abu Zaid), bahwasanya kita tidak boleh bermajelis kepadanya, karena hal itu akan menimbulkan dua kerusakan :

Pertama : Tertipunya dirinya sendiri, sehingga dia akan mengira bahwasanya dirinya diatas kebenaran.

Kerusakan kedua : Tertipunya manusia dengan dirinya, dimana ketika para penuntut ilmu berdatangan kepadanya dan mengambil ilmu darinya, sementara orang awam tidaklah membedakan antara ilmu nahwu dan ilmu aqidah.

Karena inilah, kami memandang bahwa seseorang tidak boleh bermajelis kepada ahlul ahwa dan ahlul bida' SECARA MUTLAK, sampaipun -misalnya- apabila tidak didapati ilmu bahasa arab, balaghoh, dan shorof kecuali dari sisi mereka, sehingga Allah akan memberikan baginya yang lebih baik dari hal tersebut.

Karena seandainya kita datang kepada mereka dan bolak-balik kepada mereka, maka tidak diragukan lagi bahwasanya hal itu akan menimbulkan tertipunya diri mereka sendiri (mubtadi' tersebut) dan tertipunya manusia dengan mereka.

Syarah Hilyah Tholibul 'Ilmu hal. 93-94


ﻭﻗﺎﻝ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﺻﺎﻟﺢ ﺍﻟﻌﺜﻴﻤﻴﻦ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ:

ﻭﺍﻟﺬﻱ ﻳﻌﻠﻢ ﻣﻦ ﻛﻼﻡ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻭﻓﻘﻪ ﺍﻟﻠﻪ:

ﺃﻧﻪ ﻻ ﻳﺆﺧﺬ ﻋﻦ ﺻﺎﺣﺐ ﺍﻟﺒﺪﻋﺔ ﺷﻲﺀ، ﺣﺘﻰ ﻓﻴﻤﺎ ﻻ ﻳﺘﻌﻠﻖ ﺑﺒﺪﻋﺘﻪ،

ﻓﻤﺜﻼً:
ﺇﺫﺍ ﻭﺟﺪﻧﺎ ﺭﺟﻼً ﻣﺒﺘﺪﻋﺎً ﻟﻜﻨﻪ ﺟﻴﺪ ﻓﻲ ﻋﻠﻢ ﺍﻟﻌﺮﺑﻴﺔ : ﻛﺎﻟﺒﻼﻏﺔ ﻭﺍﻟﻨﺤﻮ ﻭﺍﻟﺼﺮﻑ، ﻓﻬﻞ ﻧﺠﻠﺲ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﻧﺄﺧﺬ ﻣﻨﻪ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺍﻟﺬﻱ ﻫﻮ ﻣﻮﺟﻮﺩﺍً ﻋﻨﺪﻩ ﺃﻡ ﻧﻬﺠﺮﻩ؟

ﺍﻟﻈﺎﻫﺮ ﻣﻦ ﻛﻼﻡ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﺃﻧﻨﺎ ﻻ ﻧﺠﻠﺲ ﺇﻟﻴﻪ، ﻷﻥ ﺫﻟﻚ ﻳﻮﺟﺐ ﻣﻔﺴﺪﺗﻴﻦ :

‏ﺍﻷﻭﻟﻰ ﺍﻏﺘﺮﺍﺭﻩ ﺑﻨﻔﺴﻪ، ﻓﻴﺤﺴﺐ ﺃﻧﻪ ﻋﻠﻰ ﺣﻖ.

ﺍﻟﻤﻔﺴﺪﺓ ﺍﻟﺜﺎﻧﻴﺔ ﺍﻏﺘﺮﺍﺭ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺑﻪ، ﺣﻴﺚ ﻳﺘﻮﺍﺭﺩ ﻋﻠﻴﻪ ﻃﻼﺏ ﺍﻟﻌﻠﻢ، ﻭﻳﺘﻠﻘﻮﻥ ﻣﻨﻪ، ﻭﺍﻟﻌﺎﻣﻲ ﻻ ﻳﻔﺮﻕ ﺑﻴﻦ ﻋﻠﻢ ﺍﻟﻨﺤﻮ، ﻭﻋﻠﻢ ﺍﻟﻌﻘﻴﺪﺓ،

ﻟﻬﺬﺍ ﻧﺮﻯ ﺃﻥ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﻻ ﻳﺠﻠﺲ ﺇﻟﻰ ﺃﻫﻞ ﺍﻷﻫﻮﺍﺀ ﻭﺍﻟﺒﺪﻉ ﻣﻄﻠﻘﺎً، ﺣﺘﻰ ﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﻻ ﻳﺠﺪ ﻋﻠﻢ ﺍﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﻭﺍﻟﺒﻼﻏﺔ، ﻭﺍﻟﺼﺮﻑ ﻣﺜﻼً ﺇﻻ ﻋﻨﺪﻫﻢ، ﻓﺴﻴﺠﻌﻞ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻪ ﺧﻴﺮﺍً ﻣﻨﻬﺎ،

ﻷﻧﻨﺎ ﻟﻮ ﻧﺄﺗﻲ ﺇﻟﻰ ﻫﺆﻻﺀ، ﻭﻧﺘﺮﺩﺩ ﺇﻟﻴﻬﻢ ﻻ ﺷﻚ ﺃﻧﻪ ﻳﻮﺟﺐ ﻏﺮﻭﺭﻫﻢ، ﻭﺍﻏﺘﺮﺍﺭ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺑﻬﻢ".

ﺷﺮﺡ ﺣﻠﻴﺔ ﻃﺎﻟﺐ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺹ ٩٣-٩٤

Majmu'ah Hikmah Salafiyyah || https://t.me/hikmahsalafiyyah


Postingan terkait:

Tidak ada tanggapan

Posting Komentar

Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi