Pengertian dan Macam-macam Isti’adzah
<Pelajaran TAUHID:
Kajian Kitab Tsalatsatul Ushul (Bagian 56)
—--------------------------------------—
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab –rohimahullah- menjelaskan:
وَدَلِيلُ الاسْتِعَاذَةِ قَوْلُهُ تَعَالَى: {قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ} [سورة الفلق: 1] .
و {قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ} [سورة الناس: 1]
“Dan dalil tentang “Isti’adzah” adalah firman Allah -Ta’ala- :
“Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh.” [ Surat Al-Falaq : 1 ]
“Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.” [ Surat An-Naas : 1 ]
PENJELASAN:
PENGERTIAN “ISTI’ADZAH”.
Isti’adzah artinya meminta perlindungan. Perlindungan yang dimaksud adalah agar dijaga dari segala perkara yang tidak disukai. [ Lihat Syarah Tsalatsatil Ushul hal. 63 , karya: Asy-Syaikh Ibnu 'Utsaimin. ]
MACAM-MACAM ISTI’ADZAH.
Secara keumuman isti’adzah ada dua macam: yang diperbolehkan, dan yang dilarang.
Berdasarkan objek yang dimintai perlindungan, para ulama membaginya menjadi empat macam;
- Yang Pertama: Isti’adzah –meminta perlindungan- kepada Allah -Ta’ala-..
Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin -rohimahullah- menjelaskan, Isti’adzah jenis ini diiringi dengan:
- Perasaan butuh yang sangat tinggi kepada Allah -Ta’ala-,
- Berharap atas perlindungan Allah -Ta’ala-,
- Meyakini bahwa Allah -Ta’ala- akan memenuhi harapannya tersebut,
- Ia pun meyakini bahwa penjagaan Allah -Ta’ala- adalah yang maha sempurna, sebuah penjagaan yang bisa menjaga dirinya dari segala sesuatu yang merugikan di masa sekarang ataupun akan datang, besar maupun kecil, dari manusia ataupun selainnya. [ Lihat Syarah Tsalatsatil Ushul hal. 63 , karya: Asy-Syaikh Ibnu 'Utsaimin. ]
Dalil tentang jenis pertama ini, adalah dua ayat yang disebutkan di atas; Surat Al-Falaq ayat 1 dan surat An-Naas ayat 1. Dimana Allah -Ta’ala- memerintahkan nabi-Nya untuk berlindung kepada-Nya.
– Yang Kedua: Isti’adzah –meminta perlindungan- kepada sifat Allah -Ta’ala-.
Perlu kita ketahui bersama, bahwa tatkala kita berlindung kepada sifat Allah -Ta’ala- pada hakekatnya kita berlindung kepada Allah -Ta'ala-; pemilik sifat tersebut.
Banyak contoh dari Rasulullah -shollallahu ‘alaihi wasallam- tentang jenis yang kedua ini, di antaranya:
- Berlindung kepada kalimat-kalimat Allah -Ta’ala- , sebagaimana beliau -shollallahu ‘alaihi wasallam- pernah mengajarkan doa perlindungan ketika sampai atau singgah di suatu tempat:
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
”Aku berlindung kepada kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk.” [ HR. Muslim no. 2708-(54), 2708-(55), 2709-(55). ] , Jika seseorang membaca doa perlindungan tersebut, tidak ada sesuatu apapun yang bisa mencelakakan dirinya.
- Berlindung kepada keagungan Allah -Ta’ala- , berikut ini penggalan doa yang diajarkan Rasulullah -shollallahu ‘alaihi wasallam- kepada kita;
...وَأَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِي.
”… dan aku berlindung kepada keagungan-Mu agar tidak dibinasakan dari bawah (ditenggelamkan ke dalam bumi. –Pent.).” [ HR. Ahmad no. 4785, dan An-Nasai no. 5529, 5530. ]
Adapun jenis ketiga dan keempat insya Allah pada pelajaran berikutnya.
Wallahu A’lamu bisshowab.
[ Sumber Rujukan : Syarah Tsalatsatil Ushul ; Asy-Syaikh Ibnu 'Utsaimin -rohimahullah- ]
.........................
Ikuti terus pelajaran Tsalatsatul Ushul (ثلاثة الأصول) setiap hari senin dan kamis, Insya Allah
Dirangkum oleh Al-Ustadz Abdul Hadi Pekalongan Hafizhahullahu Ta'ala.
.........................
#ushultsalatsah
Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
Channel kami https://bit.ly/warisansalaf
Situs Resmi http://www.warisansalaf.com
Tidak ada tanggapan
Posting Komentar
Ketentuan mengisi komentar
- Pilihlah "BERI KOMENTAR SEBAGAI:" dengan isian "ANONYMOUS/ANONIM". Identitas bisa dicantumkan dalam isian komentar berupa NAMA dan DAERAH ASAL
- Setiap komentar akan dimoderasi